Tampil di Turkey, Sanggar Metanika Muara Enim Raih Juara 1 Kategori Adult Folk Dance



Tim News Room Muara Enim Diskominfo.

Usaha tidak menghianati hasil, itulah yang saat ini sedang dituai Sanggar Tari dan Musik Metanika Muara Enim (Sanggar Metanika) karena berkat perjuangan dalam balutan inovasi mereka berhasil menjadi Juara Dunia / Juara 1 kategori Adult Folk Dance dalam International Music - Dance Festival And Competition Istanbul yang berlangsung di Kota Istanbul, Turkey dari tanggal 24-28 November 2022 lalu dengan menyisihkan 15 tim dari 8 negara di dunia.

Tentu, untuk sampai ketitik ini tidaklah mudah, ada waktu, tenaga, pikiran, materil, dan keluarga serta yang paling berat memikul nama Indonesia, Provinsi Sumatera Selatan, dan Kabupaten Muara Enim dipundak para penari, ucap Nining Fransiska selaku Direktur Tari Metanika dalam event berskala intenasional tersebut.

“Awalnya kami menerima undangan untuk mengikuti kompetisi tersebut dan mengapa bisa Sangar Metanika Muara Enim yang menjadi salah satu perwakilan tim tari dari Indonesia. Itu dikarenakan di tahun 2019 lalu kami menjadi juara umum pada kompetisi tari di Malaysia, nah dari sana kemudian kita diundang untuk mewakili Indonesia kembali berkompetisi di Turki pada tahun 2022 ini. Sejak memerima undangan tersebutlah kami mulai berpikir bagaimana caranya agar bisa turut serta dan tampil sebagai sang jawara mengingat dalam event kali ini ada 8 negara di dunia yang turut serta, tantangan yang sangat berat sekali,” terangnya saat diwawancara timnewsroommuaraenimdiskominfo, Rabu (21/12).

“Waktu itu, kami tampil dengan percaya diri walau dengan keterbatasan yang ada, agar bisa mewakili semuanya akhirnya kami putuskan untuk menampilkan tarian yang kami kemas dalam tampilan medley yaitu pertama kami bawakan tari Gending Sriwijaya kemudian Tari Kawe Semende (lokal) ciptaan sendiri, dan sebagai tarian penutup karena kami mewakili Indonesia maka kami goyang panggung tersebut dengan tarian Papua, ketiga tarian tersebut kami tampilkan hanya dalam waktu 9 menit 40 detik dengan dua kali ganti baju dalam hitungan detik, pokoknya luar biasa sekali pada saat itu dan yang tidak disangka kita mendapat standing ovation dari dewan juri dan ribuan penonton,” ujar Nining dengan bersemangat.

Lanjutnya mengatakan, raihan yang sangat luar biasa ini tentu bukan hanya hasil kerja keras timnya saja akan tetapi lebih ke dukungan dari semua pihak (sponsor) baik Pemkab. Muara Enim ataupun beberapa Perusahaan dan tentunya doa semua masyarakat Muara Enim, Sumatera Selatan, dan Indonesia pada umumnya. Untuk itu, dirinya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada semua yang terlibat dan capaian ini adalah hasil kerjasama dari semuanya.

Diakhir wawancara tak lupa dirinya menghimbau kepada kaum milenial agar dapat terus mencintai budaya lokal budaya indonesia walau saat ini dunia digital dan budaya asing sudah didepan mata karena kalau bukan anak-anak muda yang meneruskan lalu siapa lagi, dan pihaknya benar-benar terbuka untuk anak muda yang punya keinginan mengembangkan bakat dan minat di bidang seni tari.

Sementara itu, salah satu penari wanita yang tampil langsung dalam kompetisi tersebut Fitria (23th) sangat senang dan langsung mengungkapkan pengalamannya selama berada di Turkey.

“Saya bersama teman-teman sangat bangga sekali bisa tampil membawakan tarian di kancah internasional dan tak disangka bisa mengharumkan nama Indonesia sebagai Juara 1 kategori tarian rakyat dewasa, padahal dari suhu, cuaca, makanan, dan waktu latihan saja sudah sangat menguras tenaga dan pikiran, tapi saat itu kami berkomitmen dan yakin bahwa kami bisa tampil baik dan alhamdulillah menjadi yang terbaik, terima kasih kepada semua, kepada Pimpinan Sanggar Metanika Ibu Meytri Taufik Rahman dan semua pihak yang sudah mendukung kami. Juara ini untuk kita semua,” ucapnya.

Sekedar informasi, ditahun 2023 nanti Sanggar Metanika akan mengikuti ajang kompetisi tari tingkat internasional yang direncanakan akan berlangsung di Kota Paris, mari kita beri dukungan dan doa agar merah putih dapat kembali berkibar sebagai juara.