Jelajah Kota Wisata, Terpukau Keterampilan Para Pembatik Tradisional



Tim News Room Muara Enim Diskominfo.

Matahari belum terlalu tinggi ketika kami memasuki Desa Seleman yang berada di Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim.

Cuaca pagi terasa sejuk dengan pepohonan di kanan kiri jalan di desa wisata itu.

Didampingi tim dari kecamatan, Kamis (16/09) kami LPPL Radio Suara Muara Enim menyambangi desa wisata tersebut, tepatnya di rumah produksi batik Jumputan Durian desa Seleman.

Para pengrajin batik tersebut tampak asyik membatik tatkala kami tiba, tangannya lincah memainkan canting dan sesekali mencelupkannya, ada juga yang sedang membuat pola, mewarnai, mengecap batik dan menjahit.

Sebagai orang yang bergelut dalam pembuatan batik, Sepriadi yang juga merupakan Sekretaris Desa Seleman itu, berinisiatif untuk membuat batik Jumputan Durian di desanya.

Ia menjelaskan bahwa membuat batik dengan motif jumputan durian itu artinya, kami melestarikan nilai nilai leluhur budaya desa kami, yang mana desa kami juga dikenal dengan buah durian nya yang manis dan enak.

Batik Jumputan Durian itu kalau dilihat dari bentuknya ada duri durinya, ada motif belahan beberapa ruas buahnya dan kembangnya berbentuk miring yang menjadi ciri khas batik jumputan durian," terang sepriadi.

Sementara itu dengan adanya kerajinan batik Jumputan Durian ini, ia juga bisa mengkaryakan warga sekitar agar dapat mengikuti pelatihan membatik sehingga perekonomian kesejahteraan masyarakat bertambah, sampai dengan saat ini pemasaran batik Jumputan Durian sudah sampai ke luar negeri sebut saja Singapura hingga ke beberapa negara eropa seperti negara Jerman dan Belanda.

Setelah selesai kunjungan dari Desa Selaman tersebut, tim Radio Suara Muara Enim melanjutkan kunjungannya ke Dusun Tanjung Kecamatan Lawang Kidul untuk melihat pengrajin batik Kujur.

Sesampainya disana, kami disambut ibu yusmala, salah satu pembina dari batik kujur tersebut dan nampak juga terlihat para pengrajin yang sedang membatik sambil duduk di bangku kayu. Saat ditanya bagaimana proses membatik Kujur, Yusmala langsung menjelaskan bahwa proses membatik dimulai dengan membuat pola atau motif pada kain, berikutnya dilanjutkan dengan proses mencanting sesuai pola yang ada.

"Lalu, dilanjutkan dengan proses pewarnaan dari beberapa warna yang diinginkan, kemudian proses penglorotan dengan cara direbus untuk menghilangkan lilin malamnya. 

Setelah itu, kain tersebut dijemur hingga kering dan kain itu bisa dipakai," terang nya.

Para pengujung juga bisa memesan dengan desain yang sama tapi warna yang berbeda. Warna tersebut dibedakan dari warna sintetis dan warna alam atau natural.

Warna sintetis itu ada indigosol, remasol, sedangkan warna alam diambil dari lingkungan yang ada di sekitar desa tersebut," lanjutnya.

Sementara itu untuk menghasilkan warna yang agak tajam, harus melalui proses beberapa kali, bisa tiga hingga empat kali proses pencelupan. Hasilnya shade yang muda, agak muda, hingga tua.

Proses pembuatan satu kain tergantung dari motifnya, penuh atau tidak. Jika motifnya penuh dengan pola, waktu yang dibutuhkan kurang lebih satu bulan, Tapi kalau sederhana motifnya atau satu warna, paling membutuhkan waktu satu minggu untuk proses pengerjaannya.